Nyanyian desole menyeruak dari dalam diri.. Iramanya terngiang-ngiang selalu dengan jelas, tiap ketukan nadanya di telinga menina bobokkan logika dan mengiris-iris jiwa, perlahan..dengan sebegitu halusnya. Sesekali dia hadir dalam satu hentakan nada yang mengagetkan, membuatku terkesiap, tanpa kata...namun pasti.
"Au revoir" dia berujar. Aku terkejut. Afasia!
"Oublie-moi", oh afasia. Aku semakin tidak mampu berkata-kata.
Kali ini aku yakin, bukan sekedar delusi. Ini memang yang harus aku rasakan, mau tak mau, betapapun aku enggan. Ya Tuhan, bagaimana agar dia tau, aku rindu. Supaya dia mengerti, aku masih menyimpan asa, aku selalu menyayanginya. Dan tak mau melupakannya.
Hey, kamu. Apakah nyanyian desole ini telah sampai di telingamu? Aku menitipkannya pada hujan dan pada malam, ketika semua makhluk hidup terlelap dalam buai tidurnya, sehingga tidak ada satu orang pun tahu, cuma kamu.
"Au revoir" dia berujar. Aku terkejut. Afasia!
"Oublie-moi", oh afasia. Aku semakin tidak mampu berkata-kata.
Kali ini aku yakin, bukan sekedar delusi. Ini memang yang harus aku rasakan, mau tak mau, betapapun aku enggan. Ya Tuhan, bagaimana agar dia tau, aku rindu. Supaya dia mengerti, aku masih menyimpan asa, aku selalu menyayanginya. Dan tak mau melupakannya.
Hey, kamu. Apakah nyanyian desole ini telah sampai di telingamu? Aku menitipkannya pada hujan dan pada malam, ketika semua makhluk hidup terlelap dalam buai tidurnya, sehingga tidak ada satu orang pun tahu, cuma kamu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar