Ini
terjadi berulang-ulang, berkali-kali.. Terlalu lama kamu tinggalkan. Dunia
semakin senyap, saya serukan padamu "Cepat kembali. Pulanglah,
ayo". Saya tahu kamu peduli, tapi kamu enggan mendengarkan. Saya
nggak akan tanyakan kenapa, saya paham sekali soal kamu.
Sekarang saya semakin
berbaur dengan keadaan, saya semakin terbiasa diantara siapapun hingga
wajah-wajah tak saya kenal. Bukan salah kamu, saya tak juga salahkan kamu. Saya
terima adanya sebagai ketentuan yang harus saya hadapi. Tidak apa-apa, jangan
kuatir.
Kini saya hanya mampu
tersenyum dari seberang jalan. Tidak apa-apa kan kalau dari sini saya pandangi
kamu ? Punggung yang pernah jadi kesukaan saya dua tahun terakhir ini, yang
kini selalu buru-buru pergi, bahkan sebelum malam-malam datang atau sempat tanyakan kabar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar