Mimpinya mulai mengabur, harapannya mulai samar-samar.
Dia mulai tak bisa membedakan dunianya ketika ia terlelap dan terjaga, semua tumpang tindih tak beraturan. tidak bisa pula melihat jelas antara khayalan dan kenyataan.
Tak ada yang tau kemana dia berjalan. Kakinya melangkah maju ke depan tanpa rancangan, dengan mata sedikit terpejam, mengandalkan perasaan, hati, intuisi, kemana pun itu membawanya pergi. Karena berjalan mundur tidak lagi mungkin, dayanya mulai habis untuk beratraksi. Toh sejatinya orang berjalan harus ke depan.
Telinganya seperti mendengar sesuatu, namun dia sedang enggan mendengarkan, biar senyap saja yang disini, jangan suruh ia pergi. Melantunkan sedendang lagu perpisahan dalam hati dan menarilah ia dengan bayangannya sendiri, hingga senja tak lagi mampu menampung pilunya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar