21 Januari 2012

Desole

Nyanyian desole menyeruak dari dalam diri.. Iramanya terngiang-ngiang selalu dengan jelas, tiap ketukan nadanya di telinga menina bobokkan logika dan mengiris-iris jiwa, perlahan..dengan sebegitu halusnya. Sesekali dia hadir dalam satu hentakan nada yang mengagetkan, membuatku terkesiap, tanpa kata...namun pasti.

"Au revoir" dia berujar. Aku terkejut. Afasia!
"Oublie-moi", oh afasia. Aku semakin tidak mampu berkata-kata.

Kali ini aku yakin, bukan sekedar delusi. Ini memang yang harus aku rasakan, mau tak mau, betapapun aku enggan. Ya Tuhan, bagaimana agar dia tau, aku rindu. Supaya dia mengerti, aku masih menyimpan asa, aku selalu menyayanginya. Dan tak mau melupakannya.

Hey, kamu. Apakah nyanyian desole ini telah sampai di telingamu? Aku menitipkannya pada hujan dan pada malam, ketika semua makhluk hidup terlelap dalam buai tidurnya, sehingga tidak ada satu orang pun tahu, cuma kamu.

18 Januari 2012

Hujan, Jangan Marah... (Dialog sore bersama hujan)

Hujan, jangan marah...please.

Kenapa kamu benci saya, hujan ? Mengapa kamu selalu menghadang saya ? Saya hanya butuh keluar, sebentar. Saya gak akan kemana-mana, karena saya selalu siap bertemu kamu. Jangan kuatir...gak perlu lagi menantang saya, tak lihatkah bendera putih yang saya pegang ini, saya ingin berdamai. Apa masih kurang marahnya ? Mau marah sampai kapan ? hingga berapa waktu lagi.
Saya bukan mencoba tidak pedulikan kamu, tapi kalau kamu masih saja paksa saya untuk mengingatnya, merindunya, lewat kenangan-kenangan di hari hujan yang lalu-lalu bersamanya, saya gak mau. Saya lelah, gak sanggup lagi, mengertilah... pleaseee. Boleh kan kalau saya sedang ingin memikirkan diri saya sendiri ?
Sudahlah..jangan terus-terusan mengejek saya. Saya tahu kamu sedang mencibir saat ini, tertawa mengejek, menyeramahi saya dari balik punggung letih saya ini dan menyangsikan tekad saya untuk tidak mengindahkan kamu yang kerap menyomblangi dengan dia yang dulu, yang membuat saya jatuh hati saat itu.
Sudahlah, hujan. Berhentilah marah,ya. Saya tahu..sesungguhnya kamu luar biasa baik. Oh ya..begini saja, bagaimana kalau saya titip sesuatu untuknya, lewat kamu. Kapan pun kamu sempat, bolehlah sampaikan padanya. Tapi,bila kamu enggan,bila kamu rasa itu tidak penting lagi, tolong simpankan untukmu ya :)

"Dalam sepi, saat tepat menjenguk rahasia. Tentangmu yang kujaga dalam rindu dan jeda -Clara Ng-"

17 Januari 2012

Jangan jadi kembang api, yang meledak indah tapi lenyap sekejap,
menyisakan langit gelap dan tatap kehilangan.
Jangan, jangan, jangan, ja.... - via twitter @clara_ng -

16 Januari 2012

It's (still) Nu Year

Happy New Year, yaaay!!

Sudah lewat hampir setengah bulan dari tanggal 1, dan dihitung-hitung sudah 3 bulan lamanya saya gak nengokkin blog ini, gak saya lirik sama sekali, hampir saya peti es-kan (lagi). Banyak cerita terpaksa menguap begitu saja. Saya hanya gak mau, membagi cerita murung yang selalu mampir di hidup saya ke kamu.
Beberapa waktu yang lalu saya marah, pada dirinya, pd diri saya sendiri karena saya membiarkan dia menyakiti hati saya, menyayatnya, mencabik-cabiknya, hingga saya lupa bagaimana bentuk awalnya sebelum dia torehkan kata-kata yg melukai dinding jiwa saya hingga rapuh, keropos di dalam. Tapi, sekarang gak ada. Gak ada lagi dia, gak ada lagi kita. Saya bingung, harus merasa senang atau sedih..namun yang pasti saya lega. Luar biasa lega. Gak ada lagi air mata, semua sudah habis, sudah surut dari berbulan-bulan yang lalu. Saya lelah, sudah teramat lelah.
Saya hanya ingin menjalani hidup apa adanya, sesuai yang ada di depan mata, sesuai dengan jalan yang membentang di hadapan. Sesekali saya memang bertemu dia, berpapasan di satu jalan yang sedang saya tapaki. Di lain waktu dia berlari-lari mendahului kemudian terhenti begitu lama dan membuat saya meninggalkan dia. Saya punya tujuan, saya punya beberapa tujuan akhir dari perjalanan saya menyusuri jalan-jalan setapak yang membentang, meski kerap kali saya kehilangan petunjuk juga puluhan kali tersesat, saya masih punya tujuan, saya masih memegang tujuan itu.
Saya hanya bisa tersenyum tipis dan geleng-geleng kepala, melihat dia masih menggunakan metode yang sama. sekali waktu dia bergerak cepat namun juga terlalu lama berisitirahat. Saya gak bisa hidup ala dia. Saya gak bisa mengerti dia, inginnya, ambisinya, jiwanya, mimpi-mimpi dan cita-citanya, egonya, marahnya, dendamnya.
Saya sedang ingin berjalan sendiri, sedang tidak perlu ditemani..butuh teman tapi tidak untuk menemani. Saya sedang ingin diam, mendengarkan keheningan diluar dan didalam. menatap dan mengamati, bersemangat dan menyemangati, diri sendiri.
Saya sudah selesai. Saya sudah terlalu lama berdiam disini, disebuah tempat yg awalnya hanya saya niatkan untuk transit, persinggahan sementara. Saatnya saya beranjak, dan meneruskan perjalanan yang masih sangat panjang. Sampai Jumpa diujung jalan, teman :)