29 Maret 2011

romantisme, romantika

Membaca tulisan seorang teman.

Dia bilang, romance –romantisme- memudar seiring waktu. Seperti yang orang-orang kerap katakan juga.."kalo masih pacaran mah tangannya digandeng-gandeng, kepala dan pipi diusap, kecupan ringan nan hangat setiap ada kesempatan. Kalo udah nikah mah boro-boro, makin lupa gimana caranya peluk pasangan, ada di kendaraan umum jg duduknya jauh-jauhan, romantisme kadang hanya formalitas doang, bahkan seks bukan lg kegiatan fun, tp kewajiban".

Ouch! Begitukah ? seperti yg mereka bilang itu. Saya yang pemikir ini pikirkan soal itu, dan tentu saja ujung-ujungnya jd parno sendiri (hehe..anggeur). Seperti hidup yg berjalan, kerap mengalami perubahan, bahkan perubahan itu hadir setiap detik, benar-benar tak disangka-sangka, mengejutkan, mengagetkan, mengaduk-aduk perasaan. Semua hal pasti berubah. Manusia, keadaan, hubungan, hidup, mimpi….apapun itu, pasti berubah. Karena memang tak ada yg saklek di dunia ini, bahkan perasaan cinta sekalipun.

Idealnya, perasaan cinta mesti konstan, kalau berubah nanti merembet kemana-mana. Pasangan yg jd ngambekkan, pasangan yg lain tidak pedulikan. Malah, lebih bagusnya lagi, perasaan cinta itu mesti tumbuh terus, makin dewasa, makin dalam, makin..makin deh pokoknya -nggak nemu lagi kalimat yg bagus untuk menggambarkan perkembangan yg positif dr sebuah perasaan cinta-

Lantas, apa kabar dengan pasangan yg memang tidak romantis dari sananya ? pasangan yg tidak biasa bersikap sensitif berbau-bau romantisme ? apa bisa dipastikan mereka akan renggang ? gagal hubungan ?. Saya tahu itu berkaitan dengan karakter seseorang, tapi bukannya setiap pribadi punya sisi lembut dalam dirinya ? Mungkin mereka hanya tidak tau bagaimana caranya tunjukkan ke orang lain -ke pasangannya-. Kalau sudah begitu, mau dikatakan apalagi ?

Tidak bisa berdalih, perempuan suka dengan romantisme, kadang-kadang. Tidak perlu jadi rutinitas yg harus diagendakan setiap bulan, minggu, atau hari. Kejutkan kami! Beromantisme lah pada waktu yang tak diduga-duga. Senangkan kami, wahai tuan. Sesekali saja.

23 Maret 2011

Jangan takut. pernah kamu dengar soal adilnya Tuhan ? kalau iya, jangan ragukan!

Setiap yg pergi pasti akan ada yg datang lagi, setiap yg mati diganti dengan yg lahir, setiap kesusahan akan ada kemudahan sesudahnya, setiap air mata, tangis..kesedihan sesudahnya bergantian dengan senyum, tawa, ksenangan bahkan kebahagiaan. semua kerugian akan diganti dengan keuntungan.

Jangan sungkan meminta, mintalah padaNya.Jangan putus asa, ketika berasa jatuh, sedih tak berkesudahan, tidak mampu melupakan..pasrahkan semua padaNya. Kembalikan semua yg sifatnya titipan itu, kembalikan jangan mengharap lebih yang memang bukan milikmu.

Hanya Dia yg Maha Memiliki Segalanya.


22 Maret 2011

Lagu Kesepian

ku tak melihat kau membawa terang
yang kau janjikan
kau bawa bara berserak di halaman
hingga kekeringan

oh dimana terang yang kau janjikan
aku kesepian
dimana tenang yang kau janjikan
aku kesepian
dimana menang yang kau janjikan
aku kesepian
sepi...

ku tak melihat kau membawa tenang
yang kau janjikan
kau bawa debu bertebar di beranda
berair mata

-Lagu Kesepian.Efek Rumah Kaca-

21 Maret 2011

soal cinta, transaksi, dan kompromi

Saya temukan lagi buku saku pemberian adik perempuan saya. sekian lama saya cari-cari..ahirnya dia kembali, dasar pelupa! entah sudah berapa lama ia teronggok dalam tas rajut ungu yg kancingnya rusak itu, kalau saya tidak membawanya ke tukang reparasi tas, mungkin buku saku itu pun terlupakan, selamanya...

Ada banyak petikan tulisan remeh saya dari beberapa masa -setahun terkahir- disana. hampir semuanya bercerita tentang irama sakit hati saya pada cerita lalu, cerita kemarin --yang sekarang jika saya baca kembali, saya sudah bisa tersenyum. hey, saya sudah lebih kuat!-- tapi saya tdk akan bicara soal itu, saya tidak akan ceritakan (lagi). Buat apa ? seperti yg pernah saya yakini dulu, it doesn't even matter anymore.

Tidak melulu berisi curhatan, buku saku itu juga berisi banyak tulisan lepas dari kalimat-kalimat inspiring yang saya dapatkan secara acak, baik dari kutipan artikel di majalah, buku, dialog film, lirik atau teks lagu, bahkan dari acara talkshow. Hobi yang aneh -katanya- tapi saya suka. Saya senang mengumpulkan kalimat2 tersebut --saya bahkan berencana membukukannya :D --

Tersebutlah satu kutipan, begini bunyinya "Kalau cinta tak bisa memberi dan menerima tanpa pamrih, itu bukan cinta namanya, tapi sebuah transaksi"

Masuk akal. Semestinya yang namanya cinta ya harus tulus, ikhlas. Idealnya sih begitu. saya pikir-pikir lagi, apa masih ada cinta yang bersih dari bentuk atau praktek transaksi ? saya jadi ragu sendiri, mengingat saya sendiri -dengan pacar- kadang masih melakukan "hubungan transaksi" alih-alih berbagi kasih dengah tulus. Saya dan dia masih kerap meributkan hal-hal seperti : saya yang lebih banyak mengalah, saya yg lebih banyak memberi, saya lebih banyak berkorban dalam hubungan ini, saya yg salah --dan selalu dipersalahkan--, saya jarang menerima, saya harus selalu mendengarkan, saya harus lebih sabar (selalu)...dan masih banyak saya-saya-saya lainnya.

Waktu dibaca ulang, saya risih sendiri. kenapa banyak hal berbau keakuan dalam hubungan kami, entah apakah dia sadar atau tidak, nyatanya kami masih menjalani hubungan berpacaran yang kekanak-kanakan. Memang, tidak ada hubungan yg sempurna, tapi setidaknya -buat saya sendiri- dengan menulis ide soal ini bisa jadi bahan refleksi dan introsppeksi supaya tidak lagi menjadi egois :).

Jangan mengharapkan kesempurnaan di dunia yg tidak sempurna ini. Saya jadi malu, sungguh! harusnya saya bisa make a deal with it. What is it ? ya berkompromi dengan semua ketidaksempurnaan kami. It's all not about me anymore, it's all about us, now.
Katakanlah kami beda selera. Itu karena inilah kami, kami -saya dan dia- tidak seperti pasangan lain yg sering saya lihat dan jadikan perbandingan. Tidak...saya tidak boleh membandingkan, kan ? kami ya kami, mereka ya mereka.

Kemudian...
antara BritPop dan musik trance
antara sepak bola dan motoGP
antara lotek dan bebek goreng
antara rasa pedas dan manis
antara menulis dan dugem (jauh. haha)
Ini lah saya dan dia, berkomitmen, kesamaan visi dan misi, belajar menerima satu sama lain.

There's no perfect partner and there's no perfect relationship. So, be gratefull whit what you have guys.

Satu hal lagi, kadang pria yang tepat untuk seseorang adalah pria yang yang melenceng dari bayangan ideal :p


13 Maret 2011

bonne nuit ma chérie

Comprenez-vous, comment je suis déçu de vous aujourd'hui? dit mon ami, je ne pas égoïste, je ne ...
J'espère juste que vous êtes trop mis
trop d'espoir.
et ça me rend si souvent vous bouder dans
Vous savez? Je n'aime pas, c'est avec vous pour longtemps
Je ne veux pas être remarqué par vous, pour longtemps.
Je suis conscient que j'ai très faible incidence de bouder
Et vous commencez à interférer avec ça, non?
Je ne sais pas, à qui d'autre je boude.

sebuah konsep tentang masa depan

saya sudah lama sekali mau tulis tentang ini, lama sekali. Tapi saya tidak pernah bisa menjabarkannya dengan benar lewat tulisan remeh saya. ide-ide saya sering tersesat otomatis di dalam kurungan pikiran-pikiran saya yg setumpuk itu. Jadi, ide dasar soal sebuah konsep tentang masa depan itu mengabur begitu saja, berbaur bersama ide-ide lain, pikiran-pikiran negatif sekaligus positif, bercampur bias dengan mimpi jg harapan saya soal semua hal.

Masa depan. Familiar sekali dengan kata itu, huh ? dari saya masih sekolah taman kanak-kanak kerap mendengar kata ini, sampai saat sekarang ini -saat dimana (orang bilang) harusnya saya sudah berada di dalam masa itu- kata "masa depan" adalah kata yg paling sering terngiang-ngiang sepanjang hidup saya.

Hey, gadis kecil... masa depan seperti apa yg kamu bayangkan ? rumah besar nan bagus, gaya masa kini dengan taman bunga dan perabotan mahal, pekerjaan keren dengan penghasilan fantastis, teman-teman yg asik, keluarga yg mendukung, dan tentunya pasangan yg "sempurna" -saya kasih tanda petik karena saya tau, tak ada manusia yg benar-benar sempurna" ?

Tidak ada pula dari kamu yg membayangkan diri di masa depan menjadi seorang pengangguran -atau bekerja di sebuah perusahaan dengan manajemen buruk dan gaji pas-pasan-, single --baik karena belum menemukan belahan jiwa atau yg justru gagal dalam membina hubungan dengan lawan jenis--, dengan kondisi keluarga yg elu-elu gue-gue, teman-teman yg kurang menyenangkan ??. Tidak ada.

Semua orang punya konsep paling indah buat masa depannya masing-masing. dan kapan kah tepatnya seseorang bisa dibilang sudah berada dalam masa depan itu ? kamu yg -mungkin- sudah berhasil melintas kesana, beritahu aku, bagaimana rupanya? bagaimana kehidupan disana ? Saya ingin sekali dengar cerita soal itu. Saya sendiri, semakin saya menua...semakin saya ragu tentang keberadaan masa depan itu sendiri, yang saya tau wacana tentang masa depan dan konsep soal itu semakin ambigu ketika saya menjadi dewasa. Saya pikir, tidak ada orang yg betul-betul bisa meraih kehidupan di masa depan --mungkin ada, tapi hanya segelintir. yg saya lihat--

Konsep masa depan itu tak ada habisnya, tak ada akhirnya.

Teringat obrolan di siang hari dengan seorang teman. Saya tanyakan padanya, mau tinggal dimana setelah menikah nanti, dia sebutkan satu nama kota dimana sang kekasih berasal. Saya tanyakan lagi kesungguhannya -teman saya tersebut orang Bandung, saya selalu bermimpi bisa tinggal dan hidup disana- saya amaze! serius. Kadang konsep masa depan jauh dari mimpi kita sendiri.

Obrolan saya dengan teman yg lain di waktu yg sama, dia bilang...di masa depan dia ingin sukses, biar bisa bantu hidup kakak perempuan satu-satunya yg single parent bersama putri kecil -keponakan- kesayangannya. Cita-cita mulia. Tapi bukankah dia sendiri punya hidupnya sendiri yg mesti dia pikirkan dan jalani ? Ah..saya tak tau, konsep masa depan banyak versinya.

Soal masa depan bukan hanya misteri..tapi jg tak ada habisnya, terus bersambung sampai kita mati nanti. Jadi, pilihan buat semua, mau punya konsep masa depan seperti apa, standarnya mau bagaimana, dan mesti siap juga sabar. karena faktanya, masa depan itu tak ada habisnya.




11 Maret 2011

culinary

Beberapa saat sebelum saya menulis di note ini, saya sedang berkomen-ria via facebook dengan saudara saya sekaligus sahabat di masa kecil. Hampir sebagian masa kecil saya, saya shared bareng dia. Timpal menimpali sekenanya, sampailah kami pada komen yg berisi kurang lebih draft kuliner ala Gisting -tempat dimana saya menghabiskan separuh lebih hidup saya, yg saya sebut kampung halaman- Dan hal ini membuat saya rindu setengah mati sama daftar makanan yg tentunya akan saya share ke kamu disini, bukan jenis makanan mahal, atau olahan chef terkenal. makanan kampung, yg nikmat, sederhana, gampang bikinnya, dan ngangennin hehe....

here they are,

  • Soto mbah Jinah
  • Nasi pecel Satiyem
  • Nasi uduk bude Rubinah
  • Siomay Rimbi
  • Rujak petis mbak atun beserta gorengan-gorengannya
  • Rujak Petis bude Wanti, jgn lupa gehunya enak banget dimakan bareng bumbu cuka, hmmm.
  • Pisang Goreng -gatau nama emangnya, jualannya di sebelah rumah-
  • Baso lik Rus
  • Baso Kapal
  • Bakwan goreng siram kuah baso lek jono
  • Soto ala bude Miati
  • Pisang molen Gisting Atas
  • Sayur Asem Ma Jenur
  • Martabak Asin deket baso goyang lidah
  • Masakan siap santap kemasan pasar, ada macam-macam sayur dan lauk pauk
  • Ikan pindang dipenyet bareng sambel terasi mentah
  • dan yg paling mantab diantara itu semua adalah MASAKAN MAMA!
Ya Alloh..saya benar-benar ingin pulang, kangen rumah, kangen mama-papa-adik2-om tante-sepupu2-teman2- dan tentunya makanan-makanan itu.

09 Maret 2011

H.U.J.A.N

Hujan. Hujan setiap hari, kadang sepanjang siang, kadang menghabiskan waktu semalaman. Awan-awan abu-abu menggantung di sepanjang langit kota, menunggu saat itu..saat hujan berebut menjatuhkan diri ke bumi. Saya heran sama mereka –orang-orang yg menyukai hujan- , seorang teman pernah berujar "saya suka hujan" dan saya menatapnya keheranan. Jujurnya saya bukan orang yg benci hujan, saya cuma tidak begitu menyukainya, itu saja.

Hujan itu bikin mellow, seorang teman saya yg lain bilang begitu. Lainnya lg bilang…kalau hujan itu bikin gloomy-galau (intinya sama saja sih). Curhat ketika hari hujan itu lebih syahdu daripada ketika curhat dimana matahari bersinar angkuh. Aih…ada banyak sekali suasana yg tercipta oleh hujan. Pencitraannya tak jauh dari keabu-abuan, hmmm. Hujan pembawaannya lebih sensitif ya ? lebih misterius, bukan begitu ??!?

Disamping itu, hujan suka bikin orang jd lesu, kurang bersemangat, inginnya meringkuk di balik kehangatan selimut hingga hujan reda. Apalagi bila dia datang pagi-pagi, maunya hari itu mendadak jadi minggu atau angka kalender berwarna merah. Saya pernah bilang kan kalau saya tak suka kalau harus berkendara dibawah guyuran hujan atau menanti redanya di bawah atap emperan toko ? sendirian! lain cerita bila saya menerobos hujan bersama seorang teman --atau dia-- atau menanti redanya di sebuah tempat yg nyaman bertemankan secangkir teh, kopi, atau coklat panas tanpa menyesap tembakau tentunya, kimong bilang kebiasaan buruk harus ditinggalkan, saya setuju hehe….

Mereka yg tidak menyukai hujan bilang, terganggu saat dia datang. Perusak rencana, katanya. Basah, becek, macet, genangan air kotor dimana-mana, flu merajalela, bikin mood jd jelek, bête, riasan wajah rusak- luntur, rambut hasil blow dry atau catok disalon berjam-jam mendadak lepek dalam itungan kedip mata, sepatu terendam air –masih bagus kalau ingat bawa sandal karet, kalau tidak ?-.

Well, buat pecinta hujan..udara sejuk yg ditinggalkan setelah dingin itulah daya tarik terkuat hujan, atau ketika rintik-rintiknya yg menyerbu bersamaan ke tanah, ke aspal, ke rumput, dan basahnya meninggalkan bulir-bulir bulat hasil cipratan air di balik kaca jendela, cantik. atau suara berisik yg diciptakan ketika tetesannya menyentuh atap rumah -- Setidaknya, begitulah opini saya, mengingat saya ini tak begitu menyukai hujan sekaligus tak membencinya pula. Kamu, boleh setuju boleh jg tidak --

Hujan punya aromanya tersendiri, aroma yg khas. Aroma lembab –bau rumput basah, bau tanah basah-. Hujan punya irama -- bahkan kalau kamu jeli kamu bisa menari didalamnya, seperti adegan di film-film India -- Hujan itu istimewa.

06 Maret 2011

The Hardest Part

And the hardest part
Was letting go not taking part
Was the hardest part
And the strangest thing
Was waiting for that bell to ring

It was the strangest start I could feel it go down
Bittersweet I could taste in my mouth
Silver lining the clouds
Oh, and I, I wish that I could work it out


And the hardest part
Was letting go not taking part

You really broke my heart

And I tried to sing

But I couldn't think of anything

And that was the hardest part

I could feel it go down


You left the sweetest taste in my mouth

Silver lining the cloud

Oh, and I,
Oh, and I, I wonder what it's all about
I wonder what it's all about

Everything I know is wrong
Everything I do it just comes undone

And everything is torn apart

Oh and that's the hardest part

That's the hardest part Yeah, that's the hardest part
That's the hardest part

#The Hardest Part - Coldplay


--meresapi lirik dari lagu ini membawa perenungan tersendiri buat saya..hehehe dalem banget maknanya. Well, bagian yg paling sulit buat saya adalah mendapati bahwa segala sesuatunya menjadi serba salah--

And the hardest part
Was letting go not taking part
You really broke my heart
And I tried to sing

But I couldn't think of anything

And that was the hardest part

--Beginilah harusnya..begitulah adanya--

Saya merasa ini belum sepenuhnya selesai, tapi dia sudah memutuskan.

05 Maret 2011

low battery (for real)

Terbangun di pagi yg sama, dengan kondisi berbeda. kepala pusing -bangun karena suara berisik aktivitas rumah sebelah-. Tiada daya, energi saya melemah, low battery...saya butuh mencharge diri, sudah dua hari charger saya hilang ,tapi kali ini saya tak mau mencarinya lagi, biar sajalah hilang, nanti toh bisa beli yg baru --kalau kamu paham maksud saya yg sesungguhnya--

Seperti robot yg sudah distel ke mode yg standar, saya bangun..termenung sekian menit, cek ponsel, membuang napas panjang -pagi ini plus merutuk karena para tukang yg mengerjakan rumah sebelah belum jg menyelesaikan tanggung jawabnya- dengan langkah diseret menuju kamar mandi. Arloji saya menunjukkan pukul setengah jam sebelum saya harus bersiar kembali artinya tidak ada waktu untuk berlama-lama mengeringkan rambut atau mematut-matut di depan cermin. Asal beres sajalah.

Sudah dua hari ini saya memikirkan hal yang sama, membayangkan hal yg sama pula. Dua hari ini saya berpikir terus - terus berpikir, mengkajiulang, menganalisis. Saya lelah menyimpannya sendiri, tp saya enggan berbagi, bahkan sekedar bercerita -salah satu kegiatan yg saya suka-. Saya tak mau mendengar pendapat yg tak ingin saya dengar -- walaupun itu real-- saya tau itu bisa jadi benar, bisa jd memang saya yg salah, atau nyatanya memang ini tidak sepadan, tidak cocok. Lainnya, saya cuma tak mau menambahkan beban di pundak sahabat-sahabat saya, saya enggan pula merusak kesenangan-kesenangan mereka. tanpa saya ceritakan masalah saya pun mereka sudah punya masalahnya masing-masing.

Saya selalu memikirkan tentang 'ini'. tapi ini itu apa ? apakah mereka ada yg benar-benar tau ? saya tak ingin mereka benar-benar tahu, saya nggak yakin mereka akan benar-benar mengerti. Ini tidak sesimpel yg mereka liat, tidak semudah yg mereka bayangkan, dan tidak sesederhana itu. Ini tentang hidup. Tentang pilihan, tentang harapan, tentang seseorang --beberapa orang--, tentang kecewa. Buat saya ini sulit, soal saya soal kamu, soal dia, ada mereka. Pemikiran saya yg kompleks terkontaminasi oleh emosi, jelas saya tak bisa berpikir jernih, dan itu menyusahkan. Otak saya kontradiktif sekali dengan hati...hey, tidakkah kalian bisa berdamai ?!! saya harus memutuskan.

Hari ini kembali, saya bertarung dengan saya sendiri, saya berniat menaklukannya..for sure. Saya jd takut bila saya terbangun dr saat tidur, saya takut pikiran-pikiran ini kembali mengurung saya ke dalam siksaannya. Iya! saya disiksa pikiran saya sendiri, saya tidak boleh berhenti memikirkan 'ini', mengkaji ulang, dan menganalisis. Pikiran terus paksa saya, setidaknya hingga dia dapat kesimpulannya, dan kemudian keputusannya.