25 September 2011

Ini lagi dan ini lagi. selalu lagi, berulang kali berulang lagi.

Bingung ya? saya juga bingung mau nulisnya, saya peduli karena itu menyangkut saya, wajar dong..setiap orang pasti punya sifat keakuan. Tapi, ketika kita menjadi berdua, semua urusan tak lagi soal diri sendiri, seyogyanya sih..apa-apa didiskusikan, dirembuk, dikomunikasikan, karena satu hal, pasti --mau tak mau-- tersangkut paut dengan hal lainnya. Mau gak mau, hal yang menyangkut soal kita, berpengaruh pada soal kami. Itu ketika kita tak lagi sendiri.
Masalahnya... siapkah kamu dengan kondisi itu? kondisi yang lagi-lagi mau gak mau pasti kamu temui. Yang mungkin awalnya tidak menganggu, namun seiring berjalannya waktu menjadi semacam duri dalam daging ? salah satu konsekuensi ketika kita memilih berpasangan alih-alih hidup sendirian. Seperti yg saya bilang tadi -dan saya tegaskan lagi-, semua hal tak melulu soal kamu sendiri saja.
Kamu paham ? ketika saya bilang, "menurut saya, kamu tuh punya pasangan karena kamu mau, bukan karena kamu butuh", kala itu kamu hanya diam saja, kamu ngerti? atau kamu diam karena menghindari perdebatan yang tidak pernah ada jalan keluarnya seperti yg sudah-sudah?.
Saya capek marah-marah, saya udah malas dan gak bersemangat soal apapun yang menyangkut saya dan kamu. Saya pikir...kamu hanya butuh diri kamu sendiri.
Saya gak peduli lagi, sama apa yang terjadi sebenarnya. Saya gak lagi peduli sama apa yang kamu bilang pada mereka, soal kita, saya pun gak peduli sama apa yg kamu bilang ke saya, mana yang saya percayai, mana yang benar, atau apakah semua itu tadi adalah soal yg sama atau tidak.
Ketika saya mulai penuh dengan pertanyaan soal kamu, soal kita, apa masalahnya. saya ingin berlalu, jauh. saya gak merasa punya kewajiban untuk memenuhi tuntutan bercerita meskipun selama ini, itulah yg selalu kamu tuduhkan, bahwa saya terlalu mengeluh pd orang lain soal kita, bahwa saya menjelek-jelekkan kamu.
Kamu gak pernah tahu, bahwa hal yg tampak remeh seperti menunggu itu bisa merusak hari dan perasaanmu. waktu tidak menunggu, ia terus berjalan, dan saya sudah membuang-buang begitu banyak waktu untuk menunggu kamu.
Kini, saya sudah teramat kelelahan, keseringan menunggu, menunggu kamu. saya gak sanggup lagi berkompromi dengan kebiasaan jelekmu yang satu itu, yg kerap dan selalu bikin saya lesu. Saya pun sudah sampaikan, marah pun saya malas, sudahlah...

Kemudian hari ini dan kemarin kamu menghilang, pergi, menjauh, menghindar dalam diam.

Saya ingat kamu teriakkan emosimu lewat sebuah pesan singkat ke ponsel saya dua hari yang lalu. "saya merasa terkekang, saat saya bersama mereka di luaran sana, kamu tau? saya merasa kamu kejar-kejar!"

Saya mengerti. ketika sesuatu harus berakhir, tak perlu pikirkan apapun lainnya. Saya mengerti dengan baik.




14 September 2011

Rindu

Saya rindu, semacam rindu sama masa lalu. Ketika masih ada kalian dan belum ada kamu. Saya rindu bersama mereka, bercerita, menggila, dan semacamnya.

Saya rindu ketika hidup belum sebegini kompleksnya, sesekali saya ingin kembali kesana, di masa ketika saya merasa masih sangat belia.

Saya rindu bersua, bercanda, bersama kalian. Di tempat itu, di tempat yang kita suka, membicarakan soal mimpi dan harapan-harapan kita. Menikmati malam-malam dingin di kota Paris van Java.

Saya rindu saat kita disibukkan oleh teori-teori dan tugas-tugas kuliah, melepas lelah dengan berbagi secangkir dua cangkir kopi di pelataran kampus, bangku panjang favorit kita.

Saya rindu itu semua, rindu kalian, rindu "kita"

18 Mei 2011

Hidup tak melulu seputar dunia maya

Saya gak pake BB dan saya baik-baik saja.

Gak ada yang berubah dalam hidup saya, semua baik-baik saja. Saya -tentunya- tetap bisa berhubungan baik dengan keluarga, teman, maupun sahabat-sahabat saya yang tak tersentuh tangan, atau terlihat mata. Saya bisa "menggandeng" tangan mereka, atau sekedar "ngerumpi", berbagi cerita. Saya bisa itu semua dengan ponsel saya yang gak ada canggih-canggihnya -ada sih tapi saya terlalu malas untuk nguliknya, hehe-

Gak sedikit yang bertanya, "kenapa sih cha gak pake BB ?" atau "pake BB dong cha, biar gampang komunikasinya, biar bisa tetap dan terus stay in touch". Hey..helooo, i'm always around, i'm here. You know how to found me, i didn't change my cellphone number anyway. I have a facebook account, and even more..i have a twitter!! -i also have an account yahoo messenger-

You can find me anywhere, contact me anytime.

Buat saya, pake BB bukan kewajiban. Biar apa ? saya gak mau sebutin satu-satu, nanti kesannya saya kok anti banget sama BB. Bukan..saya gak anti, cuma belum butuh aja. Saya belum mau aja, jadi anti sosial --saya gak mau bilang mereka yg asik main BB dengan sebutan "autis" sendiri, hey...kata autis itu bukan lelucon tau? masih ada ya yang pake kata itu sebagai sebuah perumpamaan buat mereka yg asik sendiri dengan kegiatannya tanpa memperdulikan sekeliling gak melulu bisa disebut autis ? oh, come on guys..itu bukan istilah yang bisa dipakai dalam kehidupan seharai-hari, berempatilah sedikit :)--

Saya belum bisa menerima keadaan, ketika sekumpulan manusia yang berteman di masa lampau sudah jarang bertemu muka dan berinteraksi kemudian mereka memutuskan untuk "reuni kecil-kecilan", ngumpul bareng, tapi begitu mereka dipertemukan di satu tempat, masing-masing individu sibuk dengan BBnya masing-masing, masing2 sibuk update status buat FB, terus nge-twit dan mention orang yang lg duduk di sebelahnya, trus komen-komenan, trus foto-foto dan langsung upload ke FB atau twitter. Hey, ayolah...hidup ini tak melulu seputar dunia maya. Lagian, buat apa ketemu kalo masing-masing dari kalian lebih memilih sibuk dengan BB masing-masing ? Bisa kan bbman atau ym-an aja kalo gitu ? :D

Lainnya lagi, saya belum bisa menerima keadaan dimana ketika sedang bersama pacar, makan dan duduk bersama di sebuah tempat kemudian si tuan sibuk utak-atik foursquare -sesuatu "hal" mengumumkan pada khalayak ramai dan rekan sejawat dia lagi dimana- yang kebetulan lg trouble, kemudian bb-nya cetang cetung mengeluarkjan berbagai bunyi-bunyian yang akrab sekali di telinga si nona lalu kemudian si tuan didapati sibuk meladeni si cetang-cetung yang tidak bisa ditunda minta dilayani.
"Kenapa tidak nanti saja ? sebegitu pentingnyakah ?" atau "makanlah dulu makananmu, nanti keburu dingin dan tidak enak" ujar si nona mencoba sabar. Si tuan, dengan nada galak menjawab "ini penting, urusan kerjaan, tidak bisa diganggu gugat". Oya? begitu kah? ketika si nona ada kesempatan membuka FB, ternyata disanalah dia menemukan si tuannya "bekerja", atau BBMan..yang jelas-jelas si nona tidak bisa menyentuh ranah itu. Kenapa tidak berkomitmen saja dengan BB kalo gitu ? ah yeah..BB gak bisa peluk atau bahkan cium kamu! Great!!! --well, itu baru di tempat makan, saya terlalu lelah malam ini untuk memberikan cerita dengan setting ruang nonton tv, kamar tidur dengan gambaran si nona sedang tidak enak badan alias sakit, di pasar tradisional, di mall, di bioskop, and many more place.

Saya juga belum bisa menerima keadaan dimana ketika ada orang lain membutuhkan saya, sms saya misalnya, tapi karena saya gak punya pulsa maka saya gak bisa membalas smsnya -karena saya hanya punya pulsa paketan yang hanya bisa dipake feature tertentu selain sms atau telp-. Hey, kamu gak tau kan..mungkin aja si pengirim sms sedang bersiap-siap menggantung dirinya nun jauh disana, dia butuh orang lain untuk menenangkannya sebelum dia memutuskan sesuatu --oke perumpamaan soal gantung diri ini mengkhayalnya terlalu jauh, tapi mungkin aja kan ?-- Saya gak mau jadi orang seperti itu, yang telat bales smsnya, atau bahkan gak bales sama sekali, malah dibales via twitter atau FB. Please deh...gak semua hal bisa di share di dunia maya, di situs pertemanan, be more wise to use it guys.

Saya bukan anti BB, sekali lagi saya tegaskan. Saya cuma belum butuh. Mungkin nanti, suatu saat saya pasti pakai, dan saat itu..mudah-mudahan saya cukup bisa mengendalikan diri saya utnuk tidak menjadi orang-orang seperti yg saya ceritakan diatas :D, saat itu saya bisa lebih bijak menggunakannya, bukan mendewakannya hehe.

Buat saya, Hidup tak melulu seputar dunia maya.
Apa yang kamu lakukan di dunia nyata, apa kontribusimu sebagai salah satu manusia yang menghuninya, itu yang lebih penting.

--tulisan ini hanya semacam opini pribadi, tidak ada niat untuk menyinggung atau menyakiti. Kalo ada yg merasa tersakiti, maaf :) --

19 April 2011

The End

the end...

Saya sudah malas dan tidak lagi bersemangat.
Saya hanya ingin sendiri.
Dari, oleh, dan untuk saya sendiri.

17 April 2011

we need them

Saya gak enak badan :(, tapi belum sakit. Semoga jangan.

Bisa gak kamu bayangkan, serangan bersamaan antara flu dan haid bulanan di hari pertama ? Bikin saya gak berdaya. badan rasanya campur aduk, ga enak. Tepar.
Perut kontraksi rasanya seperti diremas-remas, pinggang pegel-pegel linu, puyeng -darah rendah selalu kumat-, tenggorokan gak enak, kuping gatel, idung grak grok kembang kempis, badan meriang, hati cenat cenut, bibir mlongo, kaki ngajak disko *loh!
Kalo lagi kayak gini, saya bisa berubah jadi bayi. Saya bukannya mau mengkambing hitamkan PMS, tapi memang hormon dengan laju tak menentu akibat datang bulan ini mempengaruhi bawaan sehari-hari saya. Ditambah ga enak badan. Alhasil, pacar mendapati saya rewel, uring-uringan, sensi, banyak mau, carper -cari perhatian-. tapi, entah kenapa, saya merasa dia gak ngerti.

Tadi siang, saya chatting sama partner in crime saya. Dia cerita, lagi sensi sama pacar. Saya bilang, saya juga -tanpa bermaksud sok kompak, tapi karakter pacar kami hampir sama. yah..paling gak banyak samanya lah-. Kekesalan dia, bosan dengan pertanyaan pacar --yg mungkin maksudnya perhatian-- tapi justru krn si pacar tau kondisi yg sebenarnya, pertanyaan berbau perhatian itu terdengar seperti basa-basi saja buat teman saya itu. dan hal itu kerap terjadi. Karena sudah pernah membahasnya tapi bukannya dapat jalan tengah eh..malah jadi disalahin, akhirnya dia memutuskan untuk diam saja. At least, berbagi sama seorang teman yg mengerti bikin adem hati. curhat sometimes works.
Dia bilang "Sekarang tinggal pinter-pinter kitanya aja lah. Banyak ngeluh juga gak bagus kan? makanya diem aje gue mah".

Kebetulan saya jg lagi sensi sama pacar. dari kemarin bawaannya sensi melulu sama dia. Saya merasa dia itu kurang perhatian ke saya -katanya kalo orang kondisi tubuhnya lagi ga stabil suka ngaruh ke kondisi psikis kan ? Nah, kalo saya lg sehat juga saya kadang gak ngeh dia perhatian apa gak ke saya :D. tapi, lagi sakit gini, saya pingin diperhatikan lebih lagi-, saya lagi manja dan ingin dimanjakan. Saya lagi rewel, saya pingin ditenangkan. Seperti saya bilang tadi, saya macam bayi...memang!

Tapi kalo saya bilang ke dia kayak gitu, dia malah bukannya tenangkan saya, tapi malah bikin naik emosi saya --saya pernah bilang kan, saya dan dia macam api dan bensin, meledug terus!--. Dia jadi ingatkan lagi hal-hal kecil dan itung-itung berapa banyak hal baik yg sudah dia lakukan buat saya. Jatuhnya kan jadi kayak pamrih. Alasan dia, biar saya ingat dan gak protes terus ke dia. Dan yang bikin malesnya lagi... Dia merasa bahwa dia lebih banyak menghabiskan waktunya buat saya, daripada ke adik perempuannya yang sedang merencanakan pernikahan, intinya... kontribusinya ke keluarga dia itu jadi minim (dan yang saya tangkap) itu semua ulah saya!

Saya jelas gak bisa terima itu. Kalo dia gak bisa ketemu tiap hari juga gak apa-apa. Saya gak pernah maksain hal-hal yg dia gak bisa kok.

Kenapa sih, dia tuh gak bisa jadi air. Misal :
Saya : "Kenapa sih kamu kurang perhatian sama aku ? "
Dia : "Masa sih ? aku udah berusaha loh..maaf yah kalo kurang maksimal. kamu ngerti lah aku kan banyak yg dipikirin, jadi mesti bagi-bagi. oke"
Hey, saya bisa lebih menerima alasan macam itu ketimbang dia jadi ingatkan saya lagi soal hal-hal yang dia lakuin ke saya dari yg lalu-lau sampai kejadian yg paling baru. Saya anggapnya dia pamrih, itung-itungan, dan dia anggap saya pacar yg gak tau diri, gak tau terima kasih.

Saya gak minta, saya gak nuntut dia untuk ngelakuin yang dia gak mau kok. Mong, Jangan lah kamu melakukan hal-hal yang menurut kamu bisa senangkan saya sedangkan kamu lakuin itu bukan atas mau kamu sendiri, tapi demi saya. Hubungan ini bukan tentang saya, tapi juga tentang kamu. Tapi jatuhnya tetep saya yg salah. Saya manusia paling gak tau diri, gak tau dibela-belain. Gak pernah puas sama pasangan. Selalu inget jelek-jeleknya pasangan aja tanpa ingat baik-baiknya -begitu dia bilang tentang saya sebelum dia pergi tanpa pamit dari rumah-.

Yang saya lihat, bertemu adiknya yang berencana menikah itu pun dia gak pernah basa-basi tanyakan apa yg kurang ? apa yg bisa saya bantu ? nggak ada. Mereka tuh lempeng-lempeng aja, kayak bukan keluarga, ketemu di rumah ya gak pake sapa-sapa, kaku banget. Dia bilang "Kalo soal itu, aku ngomongnya sama mama, aku rembukkan sama mama" *loh ?!!. Kalo memang niat berkontribusi, tanyakan juga dong ke yang bersangkutan..."sudah sampe mana persiapannya ? apa aja yg kurang ? apa yg bisa saya kerjakan ? ". Iya gak sih ?

Partner in Crime saya bilang, kebanyakan cowok gitu kalo di rumahnya lagi mau ada acara atau hajatan -apaan aja-, mereka gak terlalu ribet ngurusin bagian dalem, beda sama cewek yang suka ngurusin detail acar keluarganya. tapi bukan berarti dia gak care, mungkin dia mikirnya toh kalo ada apa-apa juga pasti adiknya nanti bilang, jadi ga perlu lah tanya-tanya. Adiknya juga ngerti kakaknya sibuk, tapi pasti si kakak siap kalo dimintain tolong. Makanya, mereka berdua terkesan gak ada komunikasi, krn mungkin sudah saling tau masing-masing.

Iya, masuk akal kok. Saya ngerti. tapi gak perlu juga, kan ? disambung-sambungkan ke soal lebih cenderung menghabiskan waktu, pikiran dan semuanya ke saya daripada ke adiknya yang mau menikah, dan nganggap saya gak tau diri, gak tau berterima kasih, gak pernah puas dengan apa yg sudah dia lakukan buat saya. Dia bilang juga, saya selaluuuu aja inget jeleknya dia. Ya Tuhan, kenapa sampe ngomong kayak gitu sih ? it's too much..statemen dia itu too much!

Kita ngomong apa, tanggepannya lain. Saya gak mau nyimpen-nyimpen yg sifatnya macam protes atau keluhan, karena itu seperti bom waktu yang sewaktu-waktu bisa meledak. Itu gak sehat, hubungan macam apa yang kalo bagi salah satu pihak ada yg ga benar atau gak beres tapi bukannya didiskusikan tapi malah dipendam-pendam. Saya gak mau kayak gitu. Saya itu maunya hal-hal macam ini didiskusikan, tapi saya memang belum juga nemu cara berkomunikasi yang ideal, yg pas, yg ampuh buat saya dan dia itu seperti apa. Saya belum nemu metodenya. Saya kerap merasa jadi pihak yang disalah-salahkan terus, dia sendiri tidak merasa menyalahkan saya -lantas apa artinya dia sebut saya gak tau diri?!-

Katanya, dalam sebuah relationship harus fairplay, sportif. Seringnya, kalo lagi berantem dan pernag dingin gini, saya duluan yg sms, saya duluan yg minta maaf, saya duluan yg ajak damai -tuh kan...saya ketularan itung-itungan-.

Saya pingin dia itu bisa melatih skillnya dalam memanage sebuah hubungan. Dimulai dari berlatih komunikasi yg baik. Kayak dialog yang udah saya contohkan tadi diatas. Gak perlu pake urat lah, wong saya juga ngomongnya baik-baik loh..aseli. Kalo saya todong dia pertanyaan berbau protes, kan ga perlu juga dia nanggepinnya dengan hati dan kepala panas. Apa pentingnya ? itu nggak bikin kami jadi pasangan yg lebih baik kan ? malah bisa jadi lebih runyam nantinya. dan kalo udah baca ini, saya gak butuh "kalimat saktinya" yg biasa dia bilang ke saya, "Aku memang kayak gini, kalo mau ya gini, gamau ya udah. cari yg lain aja". Entah apa dia bener-bener bermaksud ngomong gitu.

Saya juga masih belajar kok. Sama-sama lah, belajar, bekerja sama, biar kompak, biar punya satu suara. Belajar menyenangkan pasangan lewat sikap, lewat pemilihan kata kalo mau ngomong. Perempuan itu cuma butuh dialusin kalo lagi sensi, dan itu nggak melulu pake uang, ga perlu make duit. Itu bisa dilatih. Kadang saya cuma butuh pelukan, kamu gak perlu beli kan ? -walaupun membelikan saya vitamin c dan susu bear brand jelas berguna buat saya-.

Kemudian, my partner in crime bilang lagi "Dia itu tipikal yang gak suka ngomong, tapi lebih menunjukkan lewat perbuatan. Dan itu prinsipnya. Sudahlah...diem ajah, bukannya kalah atau mengalah, tapi terima...adanya memang begitu". yeah..boys always will be boys, they're still sucks, but we need them most!





15 April 2011

Silence is Gold


Hari ini perasaan saya lagi nggak keruan. campur aduk rasanya. Mood saya jelek setengah mati, dan klo udah gitu, bawaannya saya jd judes, sengak, sinis.

Saya kesal. Kesal sama adik saya, kesal sama pacar.

Kata orang jaman dulu, saudara itu kalo dekat bau t**, tapi kalo jauh bau wangi. Terus gimana dengan kasus saya dan adik saya yg nomer 4 ini ? jauh dekat sama-sama bau t**, gak ada bedanya. Saya paling gampang berantem sama dia. Usia boleh jauh, tapi buat emosi itu gak pengaruh. Dia memang trouble maker. Siapa sih yang gak pernah gak akur sama dia ? bahkan sama mama pun dia berani!
Itu akibat papa terlalu manjakan dia, terlalu membela dia, dan saya gak mau kayak mama yg membiarkan sikap dia. Saya selalu gak mau kalah darinya, dan saya gak gentar walopun dia ngadu abis-abisan ke papa sambil banjir air mata (laki-laki tapi cengengnya lebay) kalo memang saya gak salah, saya gak gentar.

Seperti hari ini, dia kirimkan pesan singkat ke hape saya, ngomong macem-macem. Awalnya saya gak mau terpancing, ini gelagat gak bagus. tapi didiamkan kok dia semakin menjadi, ngomongnya makin gak diatur. Dia iri, lantaran papa kasih saya uang. Bukan saya yg paksa, tapi papa yg mau. Memang salah saya apa ? kalo papa kerap ingin menyenangkan saya ? Cerita lalu, ketika saya masih menyecap bangku kuliah, bisnis papa pas lagi mengalami kemerosotan. Kiriman bulanan saya seadanya, telat seringnya. tapi saya gak pernah tuntut macam-macam dari papa. Bisa kuliah di Bandung pun saya sudah sangat bersyukur. Ah, sudahlah...menceritakannya kembali seolah saya gak puas dengan apa yg udah orang tua saya berikan ke saya. Pokoknya seperti itu lah. Sms yang dia kirimkan saya forward ke papa juga mama, bukan apa-apa, saya mau mereka tau. kata-kata bocah sekecil itu mampu membuat saya terluka sangat dalam. Saya gak meladeninya lagi, buat saya... sometimes, silence is really good.

Dan hari ini, pacar saya kembali ganti gadget, dia punya hape baru. Seperti yang sudah-sudah..setelah itu dia pasti sibuk berhari-hari mengotak atik hape barunya, kesayangannya. Selalu sibuk download aplikasi, browsing, chatting, bbman -he can't live without blackberry. He's a blackberry mania! Dalam jangka waktu hampir 1 tahun saya jadi pacarnya, terbilang ini sudah yg ke tiga kalinya dia ganti seri atau model bb- Jelas bertolak belakang sekali dengan saya. Tidak seperti yang sudah-sudah, biasanya saya mendadak cerewet. Selalu cari cara biar dia perhatikan saya bukannya terus pandangi layar bb barunya. Tapi, sekarang tidak lagi. You know what?! i don't even care.... do whatever you like, i won't bothering you.
Nyatanya, saya baru sadar..kalo dia lebih suka saya diamkan. Well, ok...baiklah, silahkan bercumbu dengan bb barumu sayang, errrr. dan lagi, sometimes..silence is really good.

Kalo sudah begini, memang paling enak berlama-lama menjelajahi dunia maya. Baca sekian banyak karya blog orang lain, mendapat inspirasi dari cerita kehidupan mereka, browsing D-I-Y project, mengumpulkan serpihan gambar interior desain -satu hal yang sedang saya gilai sekarang-, menulis, membaca, chatting, terbengong-bengong, termanyun-manyun, bermimpi --habisnyaaa...punya banyak ide (yang buat saya kreatif) tapi entah mulai darimana mewujudkannya-- dan klo sudah begitu gemas rasanya sama diri sendiri yang masih saja berat ke malas.

Kadang-kadang saya merindukan kehidupan saya yg lalu. ketika energi tiada habisnya, tuntutan hidup belum sedemikian besarnya, berbagi dengan teman dan sahabat sebegitu mudahnya...Tapi, saya gak bisa terus-terusan mengharap masa itu dengan mudahnya balik lagi dalam hidup saya sekarang-sekarang ini. Anyway, apapun itu..saya bersyukur. saya masih diberi kehidupan untuk saya jalani dewasa ini. walopun makin tua makin sering berasa galau..itu lebih baik, daripada tidak merasakannya sama sekali :)


29 Maret 2011

romantisme, romantika

Membaca tulisan seorang teman.

Dia bilang, romance –romantisme- memudar seiring waktu. Seperti yang orang-orang kerap katakan juga.."kalo masih pacaran mah tangannya digandeng-gandeng, kepala dan pipi diusap, kecupan ringan nan hangat setiap ada kesempatan. Kalo udah nikah mah boro-boro, makin lupa gimana caranya peluk pasangan, ada di kendaraan umum jg duduknya jauh-jauhan, romantisme kadang hanya formalitas doang, bahkan seks bukan lg kegiatan fun, tp kewajiban".

Ouch! Begitukah ? seperti yg mereka bilang itu. Saya yang pemikir ini pikirkan soal itu, dan tentu saja ujung-ujungnya jd parno sendiri (hehe..anggeur). Seperti hidup yg berjalan, kerap mengalami perubahan, bahkan perubahan itu hadir setiap detik, benar-benar tak disangka-sangka, mengejutkan, mengagetkan, mengaduk-aduk perasaan. Semua hal pasti berubah. Manusia, keadaan, hubungan, hidup, mimpi….apapun itu, pasti berubah. Karena memang tak ada yg saklek di dunia ini, bahkan perasaan cinta sekalipun.

Idealnya, perasaan cinta mesti konstan, kalau berubah nanti merembet kemana-mana. Pasangan yg jd ngambekkan, pasangan yg lain tidak pedulikan. Malah, lebih bagusnya lagi, perasaan cinta itu mesti tumbuh terus, makin dewasa, makin dalam, makin..makin deh pokoknya -nggak nemu lagi kalimat yg bagus untuk menggambarkan perkembangan yg positif dr sebuah perasaan cinta-

Lantas, apa kabar dengan pasangan yg memang tidak romantis dari sananya ? pasangan yg tidak biasa bersikap sensitif berbau-bau romantisme ? apa bisa dipastikan mereka akan renggang ? gagal hubungan ?. Saya tahu itu berkaitan dengan karakter seseorang, tapi bukannya setiap pribadi punya sisi lembut dalam dirinya ? Mungkin mereka hanya tidak tau bagaimana caranya tunjukkan ke orang lain -ke pasangannya-. Kalau sudah begitu, mau dikatakan apalagi ?

Tidak bisa berdalih, perempuan suka dengan romantisme, kadang-kadang. Tidak perlu jadi rutinitas yg harus diagendakan setiap bulan, minggu, atau hari. Kejutkan kami! Beromantisme lah pada waktu yang tak diduga-duga. Senangkan kami, wahai tuan. Sesekali saja.

23 Maret 2011

Jangan takut. pernah kamu dengar soal adilnya Tuhan ? kalau iya, jangan ragukan!

Setiap yg pergi pasti akan ada yg datang lagi, setiap yg mati diganti dengan yg lahir, setiap kesusahan akan ada kemudahan sesudahnya, setiap air mata, tangis..kesedihan sesudahnya bergantian dengan senyum, tawa, ksenangan bahkan kebahagiaan. semua kerugian akan diganti dengan keuntungan.

Jangan sungkan meminta, mintalah padaNya.Jangan putus asa, ketika berasa jatuh, sedih tak berkesudahan, tidak mampu melupakan..pasrahkan semua padaNya. Kembalikan semua yg sifatnya titipan itu, kembalikan jangan mengharap lebih yang memang bukan milikmu.

Hanya Dia yg Maha Memiliki Segalanya.


22 Maret 2011

Lagu Kesepian

ku tak melihat kau membawa terang
yang kau janjikan
kau bawa bara berserak di halaman
hingga kekeringan

oh dimana terang yang kau janjikan
aku kesepian
dimana tenang yang kau janjikan
aku kesepian
dimana menang yang kau janjikan
aku kesepian
sepi...

ku tak melihat kau membawa tenang
yang kau janjikan
kau bawa debu bertebar di beranda
berair mata

-Lagu Kesepian.Efek Rumah Kaca-

21 Maret 2011

soal cinta, transaksi, dan kompromi

Saya temukan lagi buku saku pemberian adik perempuan saya. sekian lama saya cari-cari..ahirnya dia kembali, dasar pelupa! entah sudah berapa lama ia teronggok dalam tas rajut ungu yg kancingnya rusak itu, kalau saya tidak membawanya ke tukang reparasi tas, mungkin buku saku itu pun terlupakan, selamanya...

Ada banyak petikan tulisan remeh saya dari beberapa masa -setahun terkahir- disana. hampir semuanya bercerita tentang irama sakit hati saya pada cerita lalu, cerita kemarin --yang sekarang jika saya baca kembali, saya sudah bisa tersenyum. hey, saya sudah lebih kuat!-- tapi saya tdk akan bicara soal itu, saya tidak akan ceritakan (lagi). Buat apa ? seperti yg pernah saya yakini dulu, it doesn't even matter anymore.

Tidak melulu berisi curhatan, buku saku itu juga berisi banyak tulisan lepas dari kalimat-kalimat inspiring yang saya dapatkan secara acak, baik dari kutipan artikel di majalah, buku, dialog film, lirik atau teks lagu, bahkan dari acara talkshow. Hobi yang aneh -katanya- tapi saya suka. Saya senang mengumpulkan kalimat2 tersebut --saya bahkan berencana membukukannya :D --

Tersebutlah satu kutipan, begini bunyinya "Kalau cinta tak bisa memberi dan menerima tanpa pamrih, itu bukan cinta namanya, tapi sebuah transaksi"

Masuk akal. Semestinya yang namanya cinta ya harus tulus, ikhlas. Idealnya sih begitu. saya pikir-pikir lagi, apa masih ada cinta yang bersih dari bentuk atau praktek transaksi ? saya jadi ragu sendiri, mengingat saya sendiri -dengan pacar- kadang masih melakukan "hubungan transaksi" alih-alih berbagi kasih dengah tulus. Saya dan dia masih kerap meributkan hal-hal seperti : saya yang lebih banyak mengalah, saya yg lebih banyak memberi, saya lebih banyak berkorban dalam hubungan ini, saya yg salah --dan selalu dipersalahkan--, saya jarang menerima, saya harus selalu mendengarkan, saya harus lebih sabar (selalu)...dan masih banyak saya-saya-saya lainnya.

Waktu dibaca ulang, saya risih sendiri. kenapa banyak hal berbau keakuan dalam hubungan kami, entah apakah dia sadar atau tidak, nyatanya kami masih menjalani hubungan berpacaran yang kekanak-kanakan. Memang, tidak ada hubungan yg sempurna, tapi setidaknya -buat saya sendiri- dengan menulis ide soal ini bisa jadi bahan refleksi dan introsppeksi supaya tidak lagi menjadi egois :).

Jangan mengharapkan kesempurnaan di dunia yg tidak sempurna ini. Saya jadi malu, sungguh! harusnya saya bisa make a deal with it. What is it ? ya berkompromi dengan semua ketidaksempurnaan kami. It's all not about me anymore, it's all about us, now.
Katakanlah kami beda selera. Itu karena inilah kami, kami -saya dan dia- tidak seperti pasangan lain yg sering saya lihat dan jadikan perbandingan. Tidak...saya tidak boleh membandingkan, kan ? kami ya kami, mereka ya mereka.

Kemudian...
antara BritPop dan musik trance
antara sepak bola dan motoGP
antara lotek dan bebek goreng
antara rasa pedas dan manis
antara menulis dan dugem (jauh. haha)
Ini lah saya dan dia, berkomitmen, kesamaan visi dan misi, belajar menerima satu sama lain.

There's no perfect partner and there's no perfect relationship. So, be gratefull whit what you have guys.

Satu hal lagi, kadang pria yang tepat untuk seseorang adalah pria yang yang melenceng dari bayangan ideal :p


13 Maret 2011

bonne nuit ma chérie

Comprenez-vous, comment je suis déçu de vous aujourd'hui? dit mon ami, je ne pas égoïste, je ne ...
J'espère juste que vous êtes trop mis
trop d'espoir.
et ça me rend si souvent vous bouder dans
Vous savez? Je n'aime pas, c'est avec vous pour longtemps
Je ne veux pas être remarqué par vous, pour longtemps.
Je suis conscient que j'ai très faible incidence de bouder
Et vous commencez à interférer avec ça, non?
Je ne sais pas, à qui d'autre je boude.

sebuah konsep tentang masa depan

saya sudah lama sekali mau tulis tentang ini, lama sekali. Tapi saya tidak pernah bisa menjabarkannya dengan benar lewat tulisan remeh saya. ide-ide saya sering tersesat otomatis di dalam kurungan pikiran-pikiran saya yg setumpuk itu. Jadi, ide dasar soal sebuah konsep tentang masa depan itu mengabur begitu saja, berbaur bersama ide-ide lain, pikiran-pikiran negatif sekaligus positif, bercampur bias dengan mimpi jg harapan saya soal semua hal.

Masa depan. Familiar sekali dengan kata itu, huh ? dari saya masih sekolah taman kanak-kanak kerap mendengar kata ini, sampai saat sekarang ini -saat dimana (orang bilang) harusnya saya sudah berada di dalam masa itu- kata "masa depan" adalah kata yg paling sering terngiang-ngiang sepanjang hidup saya.

Hey, gadis kecil... masa depan seperti apa yg kamu bayangkan ? rumah besar nan bagus, gaya masa kini dengan taman bunga dan perabotan mahal, pekerjaan keren dengan penghasilan fantastis, teman-teman yg asik, keluarga yg mendukung, dan tentunya pasangan yg "sempurna" -saya kasih tanda petik karena saya tau, tak ada manusia yg benar-benar sempurna" ?

Tidak ada pula dari kamu yg membayangkan diri di masa depan menjadi seorang pengangguran -atau bekerja di sebuah perusahaan dengan manajemen buruk dan gaji pas-pasan-, single --baik karena belum menemukan belahan jiwa atau yg justru gagal dalam membina hubungan dengan lawan jenis--, dengan kondisi keluarga yg elu-elu gue-gue, teman-teman yg kurang menyenangkan ??. Tidak ada.

Semua orang punya konsep paling indah buat masa depannya masing-masing. dan kapan kah tepatnya seseorang bisa dibilang sudah berada dalam masa depan itu ? kamu yg -mungkin- sudah berhasil melintas kesana, beritahu aku, bagaimana rupanya? bagaimana kehidupan disana ? Saya ingin sekali dengar cerita soal itu. Saya sendiri, semakin saya menua...semakin saya ragu tentang keberadaan masa depan itu sendiri, yang saya tau wacana tentang masa depan dan konsep soal itu semakin ambigu ketika saya menjadi dewasa. Saya pikir, tidak ada orang yg betul-betul bisa meraih kehidupan di masa depan --mungkin ada, tapi hanya segelintir. yg saya lihat--

Konsep masa depan itu tak ada habisnya, tak ada akhirnya.

Teringat obrolan di siang hari dengan seorang teman. Saya tanyakan padanya, mau tinggal dimana setelah menikah nanti, dia sebutkan satu nama kota dimana sang kekasih berasal. Saya tanyakan lagi kesungguhannya -teman saya tersebut orang Bandung, saya selalu bermimpi bisa tinggal dan hidup disana- saya amaze! serius. Kadang konsep masa depan jauh dari mimpi kita sendiri.

Obrolan saya dengan teman yg lain di waktu yg sama, dia bilang...di masa depan dia ingin sukses, biar bisa bantu hidup kakak perempuan satu-satunya yg single parent bersama putri kecil -keponakan- kesayangannya. Cita-cita mulia. Tapi bukankah dia sendiri punya hidupnya sendiri yg mesti dia pikirkan dan jalani ? Ah..saya tak tau, konsep masa depan banyak versinya.

Soal masa depan bukan hanya misteri..tapi jg tak ada habisnya, terus bersambung sampai kita mati nanti. Jadi, pilihan buat semua, mau punya konsep masa depan seperti apa, standarnya mau bagaimana, dan mesti siap juga sabar. karena faktanya, masa depan itu tak ada habisnya.




11 Maret 2011

culinary

Beberapa saat sebelum saya menulis di note ini, saya sedang berkomen-ria via facebook dengan saudara saya sekaligus sahabat di masa kecil. Hampir sebagian masa kecil saya, saya shared bareng dia. Timpal menimpali sekenanya, sampailah kami pada komen yg berisi kurang lebih draft kuliner ala Gisting -tempat dimana saya menghabiskan separuh lebih hidup saya, yg saya sebut kampung halaman- Dan hal ini membuat saya rindu setengah mati sama daftar makanan yg tentunya akan saya share ke kamu disini, bukan jenis makanan mahal, atau olahan chef terkenal. makanan kampung, yg nikmat, sederhana, gampang bikinnya, dan ngangennin hehe....

here they are,

  • Soto mbah Jinah
  • Nasi pecel Satiyem
  • Nasi uduk bude Rubinah
  • Siomay Rimbi
  • Rujak petis mbak atun beserta gorengan-gorengannya
  • Rujak Petis bude Wanti, jgn lupa gehunya enak banget dimakan bareng bumbu cuka, hmmm.
  • Pisang Goreng -gatau nama emangnya, jualannya di sebelah rumah-
  • Baso lik Rus
  • Baso Kapal
  • Bakwan goreng siram kuah baso lek jono
  • Soto ala bude Miati
  • Pisang molen Gisting Atas
  • Sayur Asem Ma Jenur
  • Martabak Asin deket baso goyang lidah
  • Masakan siap santap kemasan pasar, ada macam-macam sayur dan lauk pauk
  • Ikan pindang dipenyet bareng sambel terasi mentah
  • dan yg paling mantab diantara itu semua adalah MASAKAN MAMA!
Ya Alloh..saya benar-benar ingin pulang, kangen rumah, kangen mama-papa-adik2-om tante-sepupu2-teman2- dan tentunya makanan-makanan itu.

09 Maret 2011

H.U.J.A.N

Hujan. Hujan setiap hari, kadang sepanjang siang, kadang menghabiskan waktu semalaman. Awan-awan abu-abu menggantung di sepanjang langit kota, menunggu saat itu..saat hujan berebut menjatuhkan diri ke bumi. Saya heran sama mereka –orang-orang yg menyukai hujan- , seorang teman pernah berujar "saya suka hujan" dan saya menatapnya keheranan. Jujurnya saya bukan orang yg benci hujan, saya cuma tidak begitu menyukainya, itu saja.

Hujan itu bikin mellow, seorang teman saya yg lain bilang begitu. Lainnya lg bilang…kalau hujan itu bikin gloomy-galau (intinya sama saja sih). Curhat ketika hari hujan itu lebih syahdu daripada ketika curhat dimana matahari bersinar angkuh. Aih…ada banyak sekali suasana yg tercipta oleh hujan. Pencitraannya tak jauh dari keabu-abuan, hmmm. Hujan pembawaannya lebih sensitif ya ? lebih misterius, bukan begitu ??!?

Disamping itu, hujan suka bikin orang jd lesu, kurang bersemangat, inginnya meringkuk di balik kehangatan selimut hingga hujan reda. Apalagi bila dia datang pagi-pagi, maunya hari itu mendadak jadi minggu atau angka kalender berwarna merah. Saya pernah bilang kan kalau saya tak suka kalau harus berkendara dibawah guyuran hujan atau menanti redanya di bawah atap emperan toko ? sendirian! lain cerita bila saya menerobos hujan bersama seorang teman --atau dia-- atau menanti redanya di sebuah tempat yg nyaman bertemankan secangkir teh, kopi, atau coklat panas tanpa menyesap tembakau tentunya, kimong bilang kebiasaan buruk harus ditinggalkan, saya setuju hehe….

Mereka yg tidak menyukai hujan bilang, terganggu saat dia datang. Perusak rencana, katanya. Basah, becek, macet, genangan air kotor dimana-mana, flu merajalela, bikin mood jd jelek, bête, riasan wajah rusak- luntur, rambut hasil blow dry atau catok disalon berjam-jam mendadak lepek dalam itungan kedip mata, sepatu terendam air –masih bagus kalau ingat bawa sandal karet, kalau tidak ?-.

Well, buat pecinta hujan..udara sejuk yg ditinggalkan setelah dingin itulah daya tarik terkuat hujan, atau ketika rintik-rintiknya yg menyerbu bersamaan ke tanah, ke aspal, ke rumput, dan basahnya meninggalkan bulir-bulir bulat hasil cipratan air di balik kaca jendela, cantik. atau suara berisik yg diciptakan ketika tetesannya menyentuh atap rumah -- Setidaknya, begitulah opini saya, mengingat saya ini tak begitu menyukai hujan sekaligus tak membencinya pula. Kamu, boleh setuju boleh jg tidak --

Hujan punya aromanya tersendiri, aroma yg khas. Aroma lembab –bau rumput basah, bau tanah basah-. Hujan punya irama -- bahkan kalau kamu jeli kamu bisa menari didalamnya, seperti adegan di film-film India -- Hujan itu istimewa.

06 Maret 2011

The Hardest Part

And the hardest part
Was letting go not taking part
Was the hardest part
And the strangest thing
Was waiting for that bell to ring

It was the strangest start I could feel it go down
Bittersweet I could taste in my mouth
Silver lining the clouds
Oh, and I, I wish that I could work it out


And the hardest part
Was letting go not taking part

You really broke my heart

And I tried to sing

But I couldn't think of anything

And that was the hardest part

I could feel it go down


You left the sweetest taste in my mouth

Silver lining the cloud

Oh, and I,
Oh, and I, I wonder what it's all about
I wonder what it's all about

Everything I know is wrong
Everything I do it just comes undone

And everything is torn apart

Oh and that's the hardest part

That's the hardest part Yeah, that's the hardest part
That's the hardest part

#The Hardest Part - Coldplay


--meresapi lirik dari lagu ini membawa perenungan tersendiri buat saya..hehehe dalem banget maknanya. Well, bagian yg paling sulit buat saya adalah mendapati bahwa segala sesuatunya menjadi serba salah--

And the hardest part
Was letting go not taking part
You really broke my heart
And I tried to sing

But I couldn't think of anything

And that was the hardest part

--Beginilah harusnya..begitulah adanya--

Saya merasa ini belum sepenuhnya selesai, tapi dia sudah memutuskan.

05 Maret 2011

low battery (for real)

Terbangun di pagi yg sama, dengan kondisi berbeda. kepala pusing -bangun karena suara berisik aktivitas rumah sebelah-. Tiada daya, energi saya melemah, low battery...saya butuh mencharge diri, sudah dua hari charger saya hilang ,tapi kali ini saya tak mau mencarinya lagi, biar sajalah hilang, nanti toh bisa beli yg baru --kalau kamu paham maksud saya yg sesungguhnya--

Seperti robot yg sudah distel ke mode yg standar, saya bangun..termenung sekian menit, cek ponsel, membuang napas panjang -pagi ini plus merutuk karena para tukang yg mengerjakan rumah sebelah belum jg menyelesaikan tanggung jawabnya- dengan langkah diseret menuju kamar mandi. Arloji saya menunjukkan pukul setengah jam sebelum saya harus bersiar kembali artinya tidak ada waktu untuk berlama-lama mengeringkan rambut atau mematut-matut di depan cermin. Asal beres sajalah.

Sudah dua hari ini saya memikirkan hal yang sama, membayangkan hal yg sama pula. Dua hari ini saya berpikir terus - terus berpikir, mengkajiulang, menganalisis. Saya lelah menyimpannya sendiri, tp saya enggan berbagi, bahkan sekedar bercerita -salah satu kegiatan yg saya suka-. Saya tak mau mendengar pendapat yg tak ingin saya dengar -- walaupun itu real-- saya tau itu bisa jadi benar, bisa jd memang saya yg salah, atau nyatanya memang ini tidak sepadan, tidak cocok. Lainnya, saya cuma tak mau menambahkan beban di pundak sahabat-sahabat saya, saya enggan pula merusak kesenangan-kesenangan mereka. tanpa saya ceritakan masalah saya pun mereka sudah punya masalahnya masing-masing.

Saya selalu memikirkan tentang 'ini'. tapi ini itu apa ? apakah mereka ada yg benar-benar tau ? saya tak ingin mereka benar-benar tahu, saya nggak yakin mereka akan benar-benar mengerti. Ini tidak sesimpel yg mereka liat, tidak semudah yg mereka bayangkan, dan tidak sesederhana itu. Ini tentang hidup. Tentang pilihan, tentang harapan, tentang seseorang --beberapa orang--, tentang kecewa. Buat saya ini sulit, soal saya soal kamu, soal dia, ada mereka. Pemikiran saya yg kompleks terkontaminasi oleh emosi, jelas saya tak bisa berpikir jernih, dan itu menyusahkan. Otak saya kontradiktif sekali dengan hati...hey, tidakkah kalian bisa berdamai ?!! saya harus memutuskan.

Hari ini kembali, saya bertarung dengan saya sendiri, saya berniat menaklukannya..for sure. Saya jd takut bila saya terbangun dr saat tidur, saya takut pikiran-pikiran ini kembali mengurung saya ke dalam siksaannya. Iya! saya disiksa pikiran saya sendiri, saya tidak boleh berhenti memikirkan 'ini', mengkaji ulang, dan menganalisis. Pikiran terus paksa saya, setidaknya hingga dia dapat kesimpulannya, dan kemudian keputusannya.


27 Februari 2011

random story

25.02.11

00 : 38am

Pejam dong! why those eyes keep wide open. Saya pusing, kepala saya berat sekali…tapi saya tak jg bisa pejamkan mata, badan saya lelah-capek nggak jelas- tadi harusnya saya siaran, jadwalnya sih begitu, tp nyatanya saya malah magabut, dikantor nggak ngapa-ngapain gara2 pemancar radionya mati, padahal malam sebelumnya saya siaran sampe tutup radio alat pemancar nggak kenapa2 tuh-sempet takut juga, apa saya salah pijit waktu matiin alat-. Tadi sore saya buru-buru ke kantor, waktu berangkat saya udah mepet bgt, curiga telat ini mah…saya sms nia minta tolong pasangin playlist sebelum saya sampe kantor. Pas nyampe, eeh…nggak taunya radio udh ga mengudara dr pagi, heran kenapa saya nggak diberi tau? Apa emang sengaja ? padahal siang beberapa jam sebelum jam 3 saya sms nia Tanya soal gaji yg belum jg saya terima –saya udh makin bokek, kere duit tinggal 20rb di dompet-. Kata fenny “dasar nggak pada komunikatif tu orang kantor”, saya bilang sih dasar dodol, atau sengaja..biar saya tetep dateng walopun saya toh nggak ngapa2in jg disana, licik!!!

Akhirnya, 4jam yg mestinya saya gunakan untuk menghibur Eltira Listeners-sebutan bagi mereka, pendengar- saya pakai untuk download lagu2-nya Club 8, berfacebook ria, sedikit “nyampah” di twitter, chatting sm beberapa teman di ym. Ngomong-ngomong soal chatting, saya ngobrol sama haris, seperti biasa ngobrol absurd sama dia mah hehe, soal the other world, tentang manusia, tentang komentar mereka mengenai saya, dia, soal selera, keanehan, tentang diri, banyak. Yg lainnya ada iqbal, sekedar bertanya kabar, saya bilang…pacar saya abis kena musibah, jatuh dr motor dan tangannya patah. Saya nggak nyangka sama tanggepan dia soal berita duka –menurut saya itu duka- yg saya sampaikan ke dia, bisa-bisanya dia bilang “ah, elu cha. Setiap berurusan sama lelaki pasti kecelakaan, tangannya patah, trus bentar lg diselingkuhin deh” –cerita masa lalu yg sebenarnya nggak pengen saya hubung2in sama cerita saya yg sekarang--buat saya setiap cerita itu nggak pernah ada yg bener-bener sama persis, beda tokoh ya beda alur, beda setting, beda dialog, beda intrik, intinya ya nggak sama!—sekarang saya sedang merajut cerita baru saya sama angga- yg kemarin udah tutup buku, nggak ada relevansinya sama cerita saya sekarang. Waktu saya cerita ke sahabat saya sevi soal hal ini, dia bilang "mestinya lu bilang ke iqbal, sebagai teman yg baik harusnya lu doain gw, bukannya malah komen yg nggak mengenakkan". Saya setuju sm apa yg sevi bilang, seandainya aja saya td kepikiran buat ngomong gt, saya nggak kepikiran sama sekali, terus terang saya tersinggung dia bilang kayak gt. Entah dia nyadar apa enggak, krn dia bilang gt saya jd mikir bahwa dalam sebuah hubungan –berpacaran- saya lah yg bawa faktor kesialan tsb. Ok, mungkin saya hiperbolis –membesar-besarkan komen si iqbal. yg saya tau…saya kecewa bgt dia bilang kayak gt. Saya kepikiran nggak mau berurusan lg sama dia. Siapa sih yg butuh temen cowok yg nyinyir, siapa elu lah! Komen kok ya nggak dipikir dulu, kayak nggak sekolah aja!

Mood saya berubah jelek. Saya jd sinis ke semuanya, uring2an, rewel, dan jd mikir yg enggak2..aaaaargh! saya benci mood jelek. Ditambah lg pas waktunya pulang malah hujan, deras sekali, mau nggak mau mesti make jas hujan. Sebenernya bukan jas hujannya yg bikin saya males, tp saya nggak suka kalau mesti berkendara di bawah hujan, rasanya bener2 nggak menyenangkan –nggak aman, basah, pandangan mata terganggu, dingin, lembab, jalanan sepi--kalau rame pun kebanyakan pengendara bawa motornya ngebut2,saya kerap merasa terintimidasi dengan pengendara motor lain yg mengebut—muka basah, nggak nyaman- Hari ini kurang menyenangkan buat saya. Pokoknya saya lg alergi chatting2 sama orang2 yg nggak penting! Kemarin malam, teman saya mahen ym-in saya tepat setengah jam sebelum jam siaran saya berakhir..kamu tau topik apa yg dia usung ? lagi2 soal hubungan saya dan pacar. Ini yg kesekian kalinya. Hah! Tau apa sih dia soal hubungan yg sedang saya jalani sm pacar saya itu ? he talked too much and I don't like another people outside me and kimong officiously us. Nggak ada urusannya lah sama dia mau saya on off kek, hot and cold kek, timbul tenggelam kek itu urusan saya, saya yg jalanin bukan dia, dia itu nggak tau apa2. Ditambah ke-soktau-an dia soal hubungan yg "sempurna" dan yg "mendekati sempurna"…apa laaah, dia punya pacar jg enggak, bisa2nya ngajarin saya harus begini atau begitu. Dia bahkan bilang kalo saya nggak jg naik pangkat-naik kelas-naik level- karena masih memilih untuk jalanin dan perjuangin hubungan saya sama kimong. Hey, maksudnya apa ? setidaknya kalau memang dia care ke saya-- seperti yg pernah dia bilang – apakah tanggapan kayak gitu perlu ? tepat ? Saya nggak ngerti, saya benar-benar nggak ngerti.

Intinya, nggak mahen nggak iqbal sama aja, dua-duanya nyinyir, saya nggak suka laki2 nyinyir-kayak perempuan aja- Saya marah! Iya, saya marah! --butuh berapa banyak tanda seru untuk menandakan bahwa saya benar2 marah -- Peduli sama usil itu beda tipis, pikir dua kali pikirkan matang-matang, pikir dengan benar sebelum kamu memutuskan mau peduli atau mau usil ?!.

Mengingat hal remeh yg menyesakkan diatas bikin kepala saya nyut-nyutan, kepala saya masih berat selain faktor kehujanan td sore ditambah telat makan. saya makin nggak nyaman dgn gundukan bantal di bagian bawah mata saya, entah kenapa saya ngerasa saya jd keliatan tua dengan kantung mata, saya nggak butuh kantung mata! Tp tidur cepat jg bukan kemampuan saya. Mungkin ini ada hubungannya dengan kantong kering, iya..saya bokek, tanggal di kalender bulan ini sudah benar-benar renta dan dompet saya tak ada isi. Pikiran saya campur aduk antara soal ini dan itu, ya Tuhaaaan….hidup ini luar biasa indahnya.

Sudah ah…saya mau mencoba tidur, menyeberang ke dunia mimpi, mudah-mudahan disana Josh Harnet ngecengin saya hehehe, ditemani dengan layar kotak kecil bernama televisi yg terus berkedip-kedip merayu saya untuk tetap fokus pandangi dia, saya coba istirahatkan semua komponen yg ada dalam diri saya. Mudah-mudahan esok saya bisa menyesap sedikit rasa manis kehidupan, kamu juga ya…

Tentang Memori

19.02.11

Kamu tau? Akhirnya saya bisa bermesraan kembali dgn netbook kesayangan hehe…setelah entah kenapa dia sempat sakit dan akhirnya harus di rawat oleh yg lebih ahli, kini saya bisa menyentuh kembali keyboard kecil yg amat sangat saya cintai ini. Banyak tulisan yg mesti dibuang walaupun sebenernya mau saya menyimpannya, tp demi kedamaian bersama, terpaksa saya harus merelakan berkilobite2 tulisan2 lama saya, sedih sih…soalnya itu pensive saya-saya adalah pensive mania- dgn pensive ala saya sendiri itu saya tetap bisa menyimpan memori2 saya yg bagi banyak orang mungkin nggak penting, tp saya senang menyimpannya.

Memori, ngomong2 soal memori..ada banyak memori memenuhi otak saya, rasanya penuh diatas sana-andainya saya bisa menggunakan harddisk eksternal untuk kumpulan memori saya itu ke dalam otak- meskipun hampir overload nyatanya saya memang blm mau membuang memori yg tercecer serabutan seperti remah2 roti dalam pikiran saya tsb. Semuanya punya ceritanya, semua punya maknanya. Masing2 beda porsi, punya tempatnya sendiri2.

Banyak cerita yg hanya bisa saya simpan kedalam kumpulan memori, saya jejalkan begitu saja, membuangnya sayang. Pengennya sih saya abadikan dalam tulisan2 remeh saya biar sewaktu2 klo saya udh tua dan pikun lalu ingin bernostalgila, toh saya tinggal membacanya kembali. Tapi dengan alasan –sok-sibuk, malas, nggak sempat, nggak mood, banyak cerita yg menguap begitu saja dan ahirnya terlupakan. Untung netbook saya skarang udh membaik, jangan ngambek lg ya sayang….kasian cerita2 itu kalau mesti menguap dan terlupakan sebelum sempat kita abadikan.

Siang tadi, saya bangun dengan perut nyeri-biasalah siklus bulanan-. Ya, siang krn matahari udh panas, dan waktu menunjukkan hampir pukul 11am. Semalam saya susah tidur, kalo nggak salah, jam 2pm saya br bisa benar2 terlelap. PMS memang hebat, saya tadinya nggak mau mengakui betapa dia bisa mengambil alih dan memporakporandakan mood, semangat, energy positif yg saya punya. Tp dia memang hebat, dia bisa bikin hormon saya jungkir balik, bikin galau, emosional, semua jd serba ga jelas, dan saya jd perempuan yg paling menyebalkan di dunia-pacar saya bilang begitu-….nggak lama kemudian pacar saya mengirimi pesan singkat ke ponsel, biasa lah dia nggak pernah lupa ngecek apa saya udh bangun, lg apa, jgn lupa makan, minum air putih, hehe…saya senang diperhatikan, walopun dia bukan laki-laki romatis, tp dia perhatian.

Acara tv jam segitu isinya gossip semua, sebenernya saya nggak gt suka, saya cm suka mengamati, seperti yg pernah saya bilang, saya ini pengamat. Sebuah chanel stasiun tv swasta sedang memutarkan film tv, sepertinya udh di tengah2 jalan cerita krn acara yg lain nggak ada yg menarik-saya malas liat infotainment yg menyuguhkan kim kurniawan, irfan bachdim, Jennifer kurniawan…bukan gimana2, pemberitaannya lebay, kosong- ahirnya dgn malas2an saya tonton jg film tvnya --lumayan lah, rio dewanto keren, cowok banget—bla..bla..bla….. sampai lah adegan pada satu dialog dimana si cewek ngambek, dan si cowok bilang gini ke si cewek “Oke, aku tau..dr awal kalo kita tu nggak pernah cocok, nggak bisa akur, kalo ketemu pasti ribut, beda pendapat terus. Tapi, apa kamu nggak bisa lihat klo akhir2 ini kita sama2 saling suka?”, dan si tokoh cewek cuma bisa diam, tergugu—kemudian tersipu2 malu.

Automatically! Memori menarik saya ke beberapa bulan sebelum ini, akhir April tahun lalu, 2010. Waktu dimana saya dan pacar pertama kali ketemu. Bukan pertemuan yg mengesankan, dan nggak dramatis seperti di film2 romantis, no way! Dia bukan pria manis yg pesonanya legit seperti coklat, bukan! Dia adalah sosok laki-laki yg nggak akan saya taksir walaupun laki-laki di dunia ini cuma ada yg jenis dia! Hahaha…. Saat itu saya bareng seorang teman-teman sepupu saya sebenernya- yg lg galau sebut saja krn baru aja kandas jalinan cintanya.galau terombang-ambing, butuh hiburan, dan dia berhasil maksa saya buat nemenin dia ketemuan sama teman2 dia. Komunitas pencinta dunia gemerlap, duh…nggak saya banget, saya rame orangnya, tp klo di tempat yg saya nyaman. Alhasil saya disana diem aja, udh mah tampang saya dr lahir udh jutek, ditambah perasaan nggak nyaman, makin jd deh…pasti waktu itu tampang saya nggak bgt hahaha…

Saya dikenalin ke mereka, tp sama dia –karena duduknya paling jauh- saya cm say hi dr tempat saya berdiri saja, saya bukan termasuk perempuan yg percaya diri tinggi, makanya saya nggak lantas menghampiri dia dan menjabat erat tangan dia, buka sombong…saya malu aja klo mesti attractive sm org baru. Lalu mengobrol basa basi, bukan obrolan tepatnya dialog Tanya jawab yg membosankan –kayak interview untuk dapet kerjaan aja mesti Tanya jawab—wajar sih, dialog Tanya jawab ini berlangsung diantara 2 pribadi yg baru kenal dan coba untuk saling mengenal, untung saya udh biasa memerankan adegan ini, saya udh apal luar kepala apa yg bakal ditanyain dan apa yg harus saya bilang ke penanya sebagai bentuk jawaban dr saya. Jadi, betapapun bosannya saya, saya bisa menutupinya dgn sempurna, senyum, dan dengan pandangan mata berbinar menggambarkan antusiasme –seperti gadis kecil yg ditawari es krim- ah…basi.

Dan disanalah dia, bertingkah attractive –iya!dia yg attractive, kayaknya udh biasa begitu deh haha- lalu seorang temannya mengenalkan saya ke dia, lagi. Lebih personal. Berjabat tanganlah saya dan dia, akhirnya…tp saya bahkan nggak meratiin ketika dia sebut namanya –ini jeleknya orang Indonesia, klo kenalan nggak pernah inget nama si org lain itu- ngobrol jg sekenanya. Adegan kami menjadi berdua ketika ponsel saya berdering, si nio –sepupu saya yg lain- yg br pulang nggak bisa masuk rumah krn kunci rumah saya yg bawa. Dia nawarin diri utnuk bantu saya, dia bilang mau anter saya pulang ke rumah nganter kunci. Saya nggak mau, krn dr tadi ngobrol sama dia nyatanya bukan lah obrolan biasa, saya lebih merasa obrolannya memancing emosi saya, bikin sebal, nggak bermutu! Jujur aja, saya nganggep dia aneh..gimana nggak aneh, baru kenal sok2 ngeledekkin saya, emang dia kenal saya ? dia nggak tau kan siapa saya, gimana saya ? intinya saya nggak suka sm teman baru saya ini, aneh. Becandaannya nggak lucu. Walaupun belakangan yg saya dengar dia bertingkah begitu semata-mata untuk menarik perhatian saya, tetep aja –awalnya saya nggak respek-.

Singkatnya, disanalah saya, diatas motor pinjaman duduk manis di belakang dia, saya genggam secuil bagian dr kemeja batiknya –saya nggak biasa dibonceng tp nggak pegangan sama sekali, takut jatuh—dia ngomel pendek “jgn bikin kemeja saya kusut ya! Ini seragam kerja saya tau!” hiiiiiih……dasar aneh. Ya udah, tangan kiri saya pegang sisi jok motor, tangan kanan saya pegang helm kegedean yg jg dapet pinjam. Dia komentar –menyebalkan- lagi “nggak pernah make helm ya ? nggak usah dipegangin terus jg nggak bakalan ilang kok helmnya, gausah udik deh”
ya Tuhan, ada ya laki-laki cerewet kayak dia. Sabar cha..sabar, saya cm berusaha menenangkan diri sendiri. Sampe rumah, kunci berpindah tangan, saya tergoda untuk nggak balik lagi ke studio tempat saya meninggalkan teman sepupu saya –avi- disana, ngapain saya disana toh riska udh ketemu teman2nya, lagian saya males mesti berurusan lg sama makhluk judes yg saat itu lg nungguin urusan saya selesai dan bersiap “mengangkut” saya kembali. Tapi nggak ah…saya nggak mau kayak perempuan nggak punya etika. Akhirnya saya ikut dia balik lg ke studio dan hujan!

Kehujanan di jalan bikin dia bawa motornya kayak lg balap liar, saya takut. “kenapa nggak neduh aja ?” dia bilang, nanggung. Setengah basah ahirnya kami sampe, disambut dengan ciee…cieee –nggak banget, saya nggak suka di cie2-. Aduuuh…saya bosan di tempat itu, avi lama banget nggak dateng2, riska asik haha hihi sama mereka, saya mau ikutan haha hihi, saya nggak ngerti obrolannya, nggak nyambung. Utnung ada beberapa teman yg malam itu masih bersedia meladeni omelan panjang pendek saya soal Angga di hp. Saya sibuk smsan. Diem, cemberut, nggak interes sama lingkungan sekitar, terserah deh yam au dinilai gimana2, saya udh keburu bête sama si orang aneh itu.

Akhirnya, avi datang jemput saya bareng pacarnya-sekarang mantan-. Ini artinya saya udh bisa ninggalin kondisi yg bikin saya nggak nyaman itu. Basa basi, pamitan..dan saya pulang –nggak bener2 pulang sih, karokean dulu ceritanya kan menghibur riska dan treat one of avi’s friend at work. Tapi saya senang, nggak usah ngeliat dia lg hehe. Dalam perjalanan pulang, riska cerita kea vi soal saya yg jutek dan keki krn dibecandain melulu sama si Angga, mereka cie2. Sumpah! Saya nggak ngerti!!!

Besoknya, avi bilang “si Angga td sms aku nyariin kamu haha, aku kasih nomer hp kamu aja, abisnya aku lg riweuh lagian biar dia berhubungan langsung sama yg bersangkutan”. Hah! See!...dasar aneh, jd kemarin itu ceritanya cari perhatian, bukannya bikin saya penasaran malah bikin saya mual. Sorenya dia sms saya, ngajakin jalan2 kapan2. Saya jawab sekenanya, saya bilang nggak bisa soalnya liburan saya di jogja udh mau berakhir, saya udh mau pulang. Dia bilang jgn dulu pulang, kan belum jalan2 sama saya, ujar dia waktu itu. Hahaha…..dalam hati saya bilang “nggak tertarik jalan2 sama kamu”. Big No..NO!

Tapi, mulai dari dia punya nomer ponsel saya, tiada waktu terlewat tanpa dia mengirimi saya pesan singkat –pernah loh saya smsan 24 jam sama dia, rekor! Saya nggak suka smsan tadinya, sy lebih suka tlp klo memang ada perlu-, dan anehnya saya meladeninya, kurang kerjaan aja –dulu itu yg saya rasain- drpd nggak ada kerjaan, lumayan lg ada yg usaha hehe, jumawa…tp seperti yg pernah saya bilang ke seorang teman, buat sebagian besar perempuan, perasaan itu bisa dibina, yg penting si laki2nya itu intens pdkt-nya. Dan saya pun mengalaminya sendiri. Nggak terasa, cerita diatas kayak baru kemarin saya alami, padahal itu sudah 9 bulan yg lalu dan masih saja lekat di ingatan. Nggak pernah ada yg pdkt ke saya sebelumnya dengan cara dia itu. Aneh. Klo diinget2 bikin saya ketawa sendiri, bedanya klo dia nggak suka klo saya singgung2 soal tingkah dia dulu..dasar laki2 gengsi tinggi.

Sekarang sih, kami berdua sama2 berusaha dan berdoa, selebihnya biar Tuhan yg mengatur, DIA yg lebih punya kuasa. Yg pasti walaupun seperti yg saya bilang sebelumnya, saya nggak akan naksir laki2 kayak dia, buktinya Tuhan yg paling tau, laki2 seperti apa yg saya butuhkan. Banyak cerita tentang dia dan saya yg mesti menguap dan terlupa tanpa sempat disimpan dalam memori di netbook saya. Biarlah ingatan2 dan cerita2 itu berjejalan, berebut tempat di otak saya, berbaur dan menyatu bersama remah cerita yg lain. Toh saya nggak akan pernah lupa soal kami ^_^