09 Maret 2011

H.U.J.A.N

Hujan. Hujan setiap hari, kadang sepanjang siang, kadang menghabiskan waktu semalaman. Awan-awan abu-abu menggantung di sepanjang langit kota, menunggu saat itu..saat hujan berebut menjatuhkan diri ke bumi. Saya heran sama mereka –orang-orang yg menyukai hujan- , seorang teman pernah berujar "saya suka hujan" dan saya menatapnya keheranan. Jujurnya saya bukan orang yg benci hujan, saya cuma tidak begitu menyukainya, itu saja.

Hujan itu bikin mellow, seorang teman saya yg lain bilang begitu. Lainnya lg bilang…kalau hujan itu bikin gloomy-galau (intinya sama saja sih). Curhat ketika hari hujan itu lebih syahdu daripada ketika curhat dimana matahari bersinar angkuh. Aih…ada banyak sekali suasana yg tercipta oleh hujan. Pencitraannya tak jauh dari keabu-abuan, hmmm. Hujan pembawaannya lebih sensitif ya ? lebih misterius, bukan begitu ??!?

Disamping itu, hujan suka bikin orang jd lesu, kurang bersemangat, inginnya meringkuk di balik kehangatan selimut hingga hujan reda. Apalagi bila dia datang pagi-pagi, maunya hari itu mendadak jadi minggu atau angka kalender berwarna merah. Saya pernah bilang kan kalau saya tak suka kalau harus berkendara dibawah guyuran hujan atau menanti redanya di bawah atap emperan toko ? sendirian! lain cerita bila saya menerobos hujan bersama seorang teman --atau dia-- atau menanti redanya di sebuah tempat yg nyaman bertemankan secangkir teh, kopi, atau coklat panas tanpa menyesap tembakau tentunya, kimong bilang kebiasaan buruk harus ditinggalkan, saya setuju hehe….

Mereka yg tidak menyukai hujan bilang, terganggu saat dia datang. Perusak rencana, katanya. Basah, becek, macet, genangan air kotor dimana-mana, flu merajalela, bikin mood jd jelek, bête, riasan wajah rusak- luntur, rambut hasil blow dry atau catok disalon berjam-jam mendadak lepek dalam itungan kedip mata, sepatu terendam air –masih bagus kalau ingat bawa sandal karet, kalau tidak ?-.

Well, buat pecinta hujan..udara sejuk yg ditinggalkan setelah dingin itulah daya tarik terkuat hujan, atau ketika rintik-rintiknya yg menyerbu bersamaan ke tanah, ke aspal, ke rumput, dan basahnya meninggalkan bulir-bulir bulat hasil cipratan air di balik kaca jendela, cantik. atau suara berisik yg diciptakan ketika tetesannya menyentuh atap rumah -- Setidaknya, begitulah opini saya, mengingat saya ini tak begitu menyukai hujan sekaligus tak membencinya pula. Kamu, boleh setuju boleh jg tidak --

Hujan punya aromanya tersendiri, aroma yg khas. Aroma lembab –bau rumput basah, bau tanah basah-. Hujan punya irama -- bahkan kalau kamu jeli kamu bisa menari didalamnya, seperti adegan di film-film India -- Hujan itu istimewa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar