05 Maret 2011

low battery (for real)

Terbangun di pagi yg sama, dengan kondisi berbeda. kepala pusing -bangun karena suara berisik aktivitas rumah sebelah-. Tiada daya, energi saya melemah, low battery...saya butuh mencharge diri, sudah dua hari charger saya hilang ,tapi kali ini saya tak mau mencarinya lagi, biar sajalah hilang, nanti toh bisa beli yg baru --kalau kamu paham maksud saya yg sesungguhnya--

Seperti robot yg sudah distel ke mode yg standar, saya bangun..termenung sekian menit, cek ponsel, membuang napas panjang -pagi ini plus merutuk karena para tukang yg mengerjakan rumah sebelah belum jg menyelesaikan tanggung jawabnya- dengan langkah diseret menuju kamar mandi. Arloji saya menunjukkan pukul setengah jam sebelum saya harus bersiar kembali artinya tidak ada waktu untuk berlama-lama mengeringkan rambut atau mematut-matut di depan cermin. Asal beres sajalah.

Sudah dua hari ini saya memikirkan hal yang sama, membayangkan hal yg sama pula. Dua hari ini saya berpikir terus - terus berpikir, mengkajiulang, menganalisis. Saya lelah menyimpannya sendiri, tp saya enggan berbagi, bahkan sekedar bercerita -salah satu kegiatan yg saya suka-. Saya tak mau mendengar pendapat yg tak ingin saya dengar -- walaupun itu real-- saya tau itu bisa jadi benar, bisa jd memang saya yg salah, atau nyatanya memang ini tidak sepadan, tidak cocok. Lainnya, saya cuma tak mau menambahkan beban di pundak sahabat-sahabat saya, saya enggan pula merusak kesenangan-kesenangan mereka. tanpa saya ceritakan masalah saya pun mereka sudah punya masalahnya masing-masing.

Saya selalu memikirkan tentang 'ini'. tapi ini itu apa ? apakah mereka ada yg benar-benar tau ? saya tak ingin mereka benar-benar tahu, saya nggak yakin mereka akan benar-benar mengerti. Ini tidak sesimpel yg mereka liat, tidak semudah yg mereka bayangkan, dan tidak sesederhana itu. Ini tentang hidup. Tentang pilihan, tentang harapan, tentang seseorang --beberapa orang--, tentang kecewa. Buat saya ini sulit, soal saya soal kamu, soal dia, ada mereka. Pemikiran saya yg kompleks terkontaminasi oleh emosi, jelas saya tak bisa berpikir jernih, dan itu menyusahkan. Otak saya kontradiktif sekali dengan hati...hey, tidakkah kalian bisa berdamai ?!! saya harus memutuskan.

Hari ini kembali, saya bertarung dengan saya sendiri, saya berniat menaklukannya..for sure. Saya jd takut bila saya terbangun dr saat tidur, saya takut pikiran-pikiran ini kembali mengurung saya ke dalam siksaannya. Iya! saya disiksa pikiran saya sendiri, saya tidak boleh berhenti memikirkan 'ini', mengkaji ulang, dan menganalisis. Pikiran terus paksa saya, setidaknya hingga dia dapat kesimpulannya, dan kemudian keputusannya.


2 komentar:

  1. My shoulder is ready lho...

    Especially for the next two week... unemployment friend. ;)

    BalasHapus
  2. huhuhu dithee...terharuuu huks #naonsihcha! hehe

    BalasHapus